Apa Kelas akselerasi ?
Kelas akselerasi adalah kelas
khusus dimana program belajar mengajarnya dibuat sedemikian rupa
sehingga bisa membuat anak-anak berbakat bisa mencapai prestasi
maksimal sesuai dengan potensinya. Program belajar mengajarnya berlansung lebih
pendek dari kelas umum. Biasanya dipersingkat 1 tahun. Jadi beban
pelajaran yang pada umumnya diselesaikan selama 3 tahun di kelas ini
diselesaikan selama 2 tahun. Didaerah Jawa Timur sudah banyak sekolah yang
mendirikan kelas akselerasi, misalnya didaerah Nganjuk sudah ada satu sekolah
yang memiliki kelas akselerasi, yaitu MAN Nganjuk. Kelas akselerasi di MAN
nganjuk sudah terdiri 2 angkatan. Angkatan yang pertama terdiri dari 20 siswa
yang sekarang tinggal menjadi 18 siswa dan angkatan yang kedua terdiri dari 21
siswa yang akhirnya sekarang tinggal 13 siswa. dalam kelas akselerasi ada yang
namanya sistem gugur, yaitu dimana siswa akselerasi dengan nilai yang tidak
mengalami peningkatan alias penurunan maka konsekuensinya adalah siswa tersebut
akan turun dikelas regular. untuk masuk kekelas akselerasi siswa perlu tes, misalnya untuk tes masuk kelas akselerasi MAN Nganjuk perlu tes, yaitu tes akademik, tes IQ, dan test BTA (Baca Tulis Al-Qur'an). Anak yang mempuyai bakatlah yang bias bertahan. Anak
berbakat yang dimaksud disini adalah anak-anak dengan intelegensia tinggi,
tetapi juga disertai dengan kreativitas dan motivasi yang tinggi.
Peserta kelas akselerasi
Peserta kelas akselerasi adalah anak berbakat
yang ditunjukkan dengan ciri intelegensia, kreativitas,dan motivasi yang tinggi
.
Pada umumnya intelegensia diukur berdasar
pengukuran baku,
yaitu tes IQ. Ada
yang menganggap IQ di atas 130 sudah bisa masuk kelas untuk anak
berbakat. Ada
juga yang menyatakan bahwa keterbakatan anak ditunjukkan dengan IQ 140. Namun
sekolah-sekolah ada yang memutuskan IQ 130 sebagai syarat dasar, disertai
dengan berbagai prestasi, sementara kalau di atas 140 dipastikan langsung
diterima.
Jadi peserta kelas ini bukanlah semata-mata para
juara, tetapi dasarnya adalah intelgensia yang tinggi. Anak yang pandai bisa
memiliki IQ cukup tinggi, misal 120, tetapi memiliki daya juang belajar tinggi
. Anak-anak seperti ini memang sebaiknya tidak masuk kelas akselerasi, sebab
justru akan membuat dirinya tidak mencapai hasil maksimal.
Anak-anak dengan IQ di atas 130 pun perlu
dilihat juga bukti dari motivasi dan kreativitasnya. Biasanya prestasi di
sekolah atau prestasi kejuaran lainnya. Anak dengan IQ di atas 130 tetapi
tidak menunjukkan prestasi belum tentu bisa masuk juga dalam kelas ini. Sebab
jika motivasinya tidak tinggi, dia tidak bisa mengikuti kelas akselerasi. Anak
yang demikian termasuk anak underachiever, perlu mendapat pertolongan
dulu supaya bisa mengikuti kelas akselerasi.
Kelas akeselerasi memiliki program pendidikan
khusus atau kurikulum khusus yang intinya disesuaikan dengan kebutuhan
anak berbakat. Pendidikan untuk anak berbakat sebagai berikut :
1. Individu berbakat memerlukan konsiderasi
khusus dalam pendidikannya, karena mereka secara kualitatas berbeda dari
individu lainnya.
2. Program penddikan berbakat harus berbeda dari
program pendidikan untuk anak lainnya, dengan penekanan luar biasa pada
perkembangan kreatif dan proses berpikir tinggi.
3. Hafalan dalam pembelajaran bagi anak berbakat
harus sejauh mungkin dicegah dengan memberikan teknik yang berorientasi pada
penemuan dan pendekatan induktif.
Jadi kurikulum dalam kelas
akselerasi ini sangat khusus disesuaikan dengan anak dengan kecerdesan tinggi.
Kemandirian , kecepatan, dan kompleksitas sangat dibutuhkan.
Untuk itu tentu juga
diperlukan guru-guru khusus. Guru tersebut tidak harus memilliki IQ setinggi
muridnya, akan tetapi dia harus menguasai ilmu pendidikan yang dalam dan
luas, berpengalaman, serta diikuti dengan kepribadian yang matang.
Karena itu orang tua yang
hendak memasukkan anak ke kelas akselerasi perlu melihat kurikulum dan
guru-guru yang mengajar di kelas tersebut. Apabila ada kelas akselerasi tetapi
kurikulumnya asal dipadatkan dan metode pembelajarannya tidak memperhatikan
cara belajar anak maka orang tua tidak perlu memasukan anak ke kelas
akselerasi. Kelas seperti itu mungkin tetap bisa meluluskan
murid-muridnya lebih cepat dari kelas reguler, akan tetapi kepribadian siswanya
tidak mengalami perkembangan dengan baik.
Demikian juga kalau guru-guru
sebagai pelaksana kurikulum tidak “mahir” menjadi pencetak anak-anak unggul,
maka anak-anak tidak akan mendapat pembinaan secara utuh. Dan ini tidak baik
bagi perkembangan jiwa secara utuh.
Mengapa perlu Kelas akselerasi
Kelas akselerasi diperlukan
supaya anak berbakat bisa mengembangkan potensinya secara optimal.
Dengan perkembangan potensi
secara optimal, maka anak-anak bisa disiapkan sebagai bibit-bibit unggul
bagi bangsa dan negara. Mereka akan memberi kontribusi besar bagi kemajuan
bangsa dan negara.
Akan tetapiAnak berbakat yang
tidak mendapat pendidikan sesuai dengan kecerdesannya akan menghadapi berbagai
persoalan :
Underachiever
Anak berbakat tidak mencapai
potensinya maksimal. Anak-anak ini memiliki hasil belajar buruk ,bahkan bisa di
bawah anak-anak yang kecerdesannya biasa. Anak-anak ini karena tidak
mendapatkan cara pebdudiakn yang sesuai dengan kemampuannya, akan merasa jemu,
ttidak tertarik, dan akhirnya malas belajar. Akibatnya negara akan kehilangan
anak-anak dengan kemampuan luarbiasa.
Penggangu
Anak yang berbakat yang tidak
mendapat pendidikan yang sesuai akan mengalihkan kemampuannya dengan melakukan
kegiatan-kegiatan mengasyikan lainnya, yaitu mengganggu teman-temannya. Karena
kemampuannya membutuhkan saluran dan di kelas tidak ada, maka dia mulai
mencari-cari penyaluran. Karena itu anak-anak seperti ini dicap sebagai anak
nakal. Celaka sekali mereka yang harusnya menjadi penemu-penemu hebat, malah
dianggap pengganggu.
Penyimpangan
Lebih parah lagi anak-anak
seperti ini bisa mengalami gangguan kejiwaan. Kita pernah melihat ilmu tentang
psikopat. Orang-orang yang kejam tapi dingin, dan biasanya melakukan
kejahatannya dengan cara rapi tetapi mengerikan.
Commy Semiawan menuliskan (
1997:11 ) , “Fakta menunjukkan beberapa di antara mereka telah menjadi anak
nakal, mencari pelarian ke obat terlarang, dan perilaku deviaant yang lain “
Bukan Kelas “bergengsi ”
Kelas akeselerasi bukanlah
kelas “bergengsi”. Kelas akselerasi hanyalah kelas khusus yang diperuntukkan
untuk anak “gifted”. Berbakat diterjemahkan dari “gifted”, ini menyataan
bahwa kecerdesan itu adalah anugerah. Jadi ini istimewa karena ada “gift” dari
yang mahakuasa. Karena itu masyarakat juga tidak perlu menganggap kelas
ini sebagai kelas “bergengsi”.
Yang Harus Diwaspadai
Peserta kelas akselerasi akan
lebih cepat waktu belajarnya. Jika anak ikut di SMP dan SMA maka dia akan
berkurang 2 tahun waktu pendidikannya. Dengan demikian sewaktu kuliah dia masih
berusia 15 taua 16 tahun. Pada waktu ini perkembangan jiwanya masuk dalam masa
remaja, masa ABG.
Dengan jiwa ABG nya anak-anak
masih labil dalam hal-hal lain. Padahal ketika dia masuk perguruan tinggi, da
diharapkan sudah menjadi dewasa secara utuh. Dia akan bergaul dengan
orang-orang yagn secara jiwa sudah lebih matang. Karena itu kalau tidak
diwaspadai anak-anak bisa mengalami gangguan kepribadian. Orang tua perlu
memperhatikan hal ini.
Selain itu perhatikan juga
dengan kesombongan. Sekalpu n secara mendasar kelas akeselerasi adalah kelas
khusus, namun cara pandagn masyarakat yang salah, membuat anak-anak merasa
sangat istimewa. Ini bisa menumbuhkan kesombongan , dan tentu ini berbahaya
bagi perkembangan jiwa si anak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar